Rabu, 29 Februari 2012

Berjalan Kaki Cegah Pemanasan Global

Suhu bumi semakin panas, cuaca berganti tak menentu, dan bertambah tingginya permukaan air laut merupakan dampak pemanasan global (global warming). Pemanasan global yang sedang marak-maraknya terjadi sepertinya menimbulkan dampak yang lebih parah. Gas beracun seperti CO2, CO, CH4, dan CFC (Cloro Flouro Carbon) yang dihasilkan dari asap knalpot, industri pabrik, pembakaran sampah, kulkas, AC, atau bahkan parfum dapat menyebabkan lapisan ozon bertambah tipis hingga berlubang. Dan yang akan terjadi jika lapisan ozon di lapisan stratosfer berlubang adalah dengan mudahnya pancaran radiasi sinar UV (ultraviolet) masuk dan menembus lapisan udara bumi hingga menyentuh apa-apa saja yang dilewatinya. Seperti yang telah diketahui sinar UV dapat menyebabkan iritasi kulit sampai katarak! Dapat dibayangkan ada berapa ratus jiwa manusia yang akan cacat fisik jika lapisan ozon bertambah tipis.


Membicarakan tentang penipisan lapisan ozon berhubungan erat dengan faktor-faktor yang menyebabkannya. Sebenarnya penyebab pemanasan global adalah menipisnya lapisan ozon. Lapisan ozon menipis disebabkan oleh efek gas rumah kaca. Dan terjadinya efek gas rumah kaca dikarenakan oleh berkembang liarnya gas-gas berbahaya di udara. Jadi bisa dikatakan efek gas rumah kaca adalah dalang utama di balik terjadinya fenomena pemanasan global.
Berbagai cara telah dilakukan warga dunia untuk meminimalisir dampak pemanasan global. Seperti aksi penanaman 1000 pohon, pengurangan penggunaan kendaraan bermotor, mengurangi penggunaan kantong plastik, mengurangi penggunaan AC, dan mematikan alat-alat elektronik jika sudah tidak dipakai. Selain itu ada pula cara lain yang lebih mudah dan efektif, yaitu berjalan kaki. Selain menyehatkan berjalan kaki pula memiliki pengaruh besar terhadap peminimalisiran dampak pemanasan global.



Coba lihat, di Indonesia khususnya di kota-kota besar ada berapa juta kendaraan bermotor yang berlalu lalang setiap harinya? Tak terhitung! Entah berapa juta kubik volume udara bersih yang terkontaminasi oleh gas-gas yang dihasilkan knalpot. Setiap harinya masyarakat kota besar selalu menghirup udara kotor. Hal itu tidak mereka sadari dikarenakan masing-masing orang tenggelam dalam rutinitas pekerjaan. Mereka egois! Dalam satu keluarga minimal tiap anggota keluarga memiliki satu kendaraan pribadi. Mereka tidak berpikir bahwa gas yang dikeluarkan dari knalpot dapat menyebabkan polusi. Mereka tidak berpikir bahwa luas areal kota tidak pernah bertambah, justru menyempit karena lahirnya gedung-gedung pencakar langit yang baru. Banyak orangtua yang tidak mengetahui bahwa jika anak-anak mereka dibiarkan menghirup udara berpolusi secara terus-menerus akan mengurangi tingkat kecerdasan anak.

Dalam hal ini perlu diambil langkah bijak yang dapat menyelesaikan masalah tanpa menimbulkan masalah. Salah satu penyelesaiannya adalah mengembangkan budaya jalan kaki. Memang di negeri ini budaya tersebut masih sulit ‘tuk dijalankan. Faktor-faktor yang menyebabkan program ini sulit berjalan adalah pertama, kemauan yang rendah. Di zaman modern ini masyarakat enggan untuk berjalan kaki untuk mencapai ke tempat tujuan. Justru mereka cenderung menggunakan kendaraan berbahan bakar minyak yang dapat menimbulkan polusi udara walau hanya untuk belanja ke toko berjarak 100 meter. Kedua, belum terbisaa. Kebanyakan orang berpikir bahwa berjalan kaki itu capek. Kalau sudah capek pasti beli minum yang harus mengeluarkan uang. Lebih baik uangnya buat ongkos angkot. Sudah murah, cepat pula. Jadi masyarakat belum terbisaa berjalan kaki yang belum tentu lebih boros daripada naik angkot. Dan yang ketiga, fasilitas yang kurang memadai. Sering kita lihat di kota-kota besar banyak pejalan kaki yang berjalan di tepi jalan raya, bukan di trotoar. Trotoar justru penuh dengan deretan pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya di sana. Sehingga para pedestrian mengalah untuk berjalan di tepi jalan. Padahal hal itu beresiko tinggi yang dapat membahayakan keselamatan mereka. Sekaligus ini menjadi PR bagi pemerintah untuk membenahi dengan segera fasilitas yang dibutuhkan pedestrian. Jangan sampai kalah dengan Thailand. Di sana hak pedestrian sangat diistimewakan. Terdapat jalan khusus yang lumayan lebar yang sengaja dibuat untuk pedestrian. Tak boleh ada satupun PKL yang mangkal di jalan tersebut. Justru kebanyakan PKL mangkal di sekitar pusat perbelanjaan dan gedung-gedung besar, kecuali areal kerajaan. Hal ini menjadikan para pedestrian merasa dihormati dan mau untuk berjalan kaki dalam menuju ke suatu tempat.

Berbeda dengan di Indonesia. Jumlah kendaraan semakin banyak, luas jalur transportasi banyak berkurang karena pembangunan apartemen, dan pasar tradisional disulap menjadi mall yang menyebabkan para PKL tidak mempunyai lapak berjualan lagi. Sehingga dipilihlah trotoar sebagai lapak barunya. Dan ini menjadi PR tambahan bagi pemerintah untuk lebih mengatur tata kotanya kembali.

Lalu apa saja sih keuntungan berjalan kaki?

1. Melancarkan peredaran darah
Saat berjalan semua anggota tubuh ikut bergerak. Menyebabkan peredaran darah ke seluruh tubuh menjadi lancar sehingga tubuh menjadi sehat. Selain itu penyuplaian oksigen ke otak pun semakin baik sehingga pemikiran pun menjadi lebih jernih.

2. Membakar lemak
Dikarenakan seluruh tubuh bergerak maka terjadi pergesekan antarotot yang menyebabkan lemak terbakar secara alami. Sehingga tubuh yang gemuk penuh lemak dapat menjadi normal.

3. Menghemat pengeluaran
Dengan berjalan kaki, uang untuk ongkos angkot dapat ditabung dan dibelikan untuk bekal perjalanan.

4. Mengivestasikan energi untuk bumi
Inilah keuntungan yang paling menguntungkan. Dengan berjalan kaki tidak diperlukan BBM (Bahan Bakar Minyak) sebagai bahan bakar. Jumlah minyak dunia yang semakin sedikit menyebabkan kenaikan harga yang begitu pesat seperti yang terjadi di negara-negara di Afrika. Jika budaya berjalan kaki dikembangkan maka kita turut menabung energi untuk bumi yang dapat digunakan untuk sesuatu yang berguna di kemudian hari.
Selain itu polusi udara juga dapat diminimalisir. Dikarenakan penggunaan BBM berkurang maka penggunaan kendaraan bermotor pun berkurang. Hal ini tentu sangat menguntungkan bagi daerah kota yang tingkat pencemaran udaranya tinggi seperti Jakarta dan Surabaya.

Berikut video ilustrasi jika di bumi ini sudah tidak ada lagi bahan bakar...




artikel ini diikutsertakan dalam lomba Kompetisi WEB Kompas MuDA & Pertamina yang didukung oleh www.mudaers.com dan www.sobatbumi.com

26 komentar:

  1. Berjalan kaki memang sangat environment friendly, tentu hemat. Akan tetapi menurut hemat saya kondisi jalan yang belum memungkinkan masih menjadi hambatan terbesar.

    Namun paling tidak kita bisa memulainya di dalam kantor. Misalnya kita gunakan anak tangga, tidak menggunakan lift untuk naik ke lantai di atas kantor kita...

    BalasHapus
  2. @ Lukman Nulhakiem: Ya itu merupakan PR yang harus diselesaikan dengan segera agar masyarakat lebih bergairah dalam berjalan kaki. ;)

    BalasHapus
  3. mari kita biasakan berjalan kaki.....

    BalasHapus
  4. @ obat alami asam urat: Betul Kawan. :12

    BalasHapus
  5. HAha.. mantaf infonya... kalu perlu negeri ini kita adakan program hari berjalan kaki. jadi yg mau keluar rumah, kerja or kemana aja harus jalan kaki. siip bro.. salam kenal yah!

    BalasHapus
  6. Ah,besok pagi olahraga ah,jalan kaki :)

    BalasHapus
  7. jalan kaki, udah jarang ditemukan di kota saya, bahkan orang jalan kaki dianggap hal yg "aneh", ckckckk...

    yah, selain bisa mencegah global warming, efek baiknya juga bisa menjaga kesehatan, hmm... nice deh ^^

    BalasHapus
  8. @ kucob@berbagi: hihi bener tuh resmiin aja jadi salah satu hari besar :) salam kenal juga...

    @ obat herbal xamthone plus: hoke :18

    @ Anonim: ngajak saya gak nihh??

    @ ladidacafe: lho di Pati udah kek gitu Mas??

    BalasHapus
  9. kalo bbm naik mending jalan kaki aja untuk ke kantor, ke pasar, ke sekolah

    BalasHapus
  10. setuju banget,,tapi dngan naik sepeda juga bisa mencegah pemanasan global,,hhee
    salam kenal,, :-)

    BalasHapus
  11. makasih infonya,,,
    setuju banget tuh,,mari kita selamatkan bumi kita,,hhe :-D

    BalasHapus
  12. terimakasih atas info yang menarik nya

    BalasHapus
  13. @ Penyakit Gondok: kalo ga punya sepeda gimana gan? hehe

    BalasHapus
  14. siipphh setuju bnget gan..kalo ga mau cape jalan kaki pake sepeda aj daripada beli motor mahal mending sepedah yg jauh lebih murah..hhe

    BalasHapus
  15. mantap gan..saya setuju bnget tuuhh..ga kebayang deh apa yg akan terjadi 10tahun yg akan datang polusi mungkin meraja lela di udara..

    BalasHapus
  16. saya setuju sob, mari kita kurangi pemanasan global dan lindungi bumi ini :) hehe

    BalasHapus
  17. bnyak mnfaatnya kalo brjalan kali, apalagi kalo msih sekolah,,lmyan ngrit ongkos..hhaaaa

    BalasHapus
  18. Jalan kaki sih emang sehat,,tpi pas hari senin k skolah,,bru juga mlai upcra bju srgan udh bsah kringat..AAkakakakk

    BalasHapus
  19. @ Pengobatan Glaukoma: Yaa harus rela berangkat lebih pagi lagi biar bisa ngeringin keringet :DD

    BalasHapus
  20. sepertinya budaya jalan kaki susah diterapkan di negeri kita, entah kenapa banyak yang jaim dengan memakai mobil mewah..

    BalasHapus

Eitss..., baca dulu dong baru komen! :D