Minggu, 08 April 2012

Mempertajam Realita Musik Anak yang Terkikis

(sumber: Kumpul Berita)

 Potong bebek angsa, angsa di kuali. Nona minta dansa, dansa empat kali. Sorong ke kanan, sorong ke kiri, syalalalalalala...

Terdengar sayup-sayup suara cempreng itu sedang menyanyikan lagu “Potong Bebek Angsa”. Mereka menyanyikannya sembari bermain kereta-keretaan di pekarangan rumah. Canda, tawa, riang gembira tergambar jelas pada wajah mereka. Aku tersenyum senang melihat anak-anak Indonesia masih mencintai permainan tradisional serta lagu-lagu seusianya. Namun itu semua sudah menjadi kenangan. Kebiasaan anak-anak Indonesia menyanyikan lagu yang sesuai porsinya sudah tergerus oleh kemajuan zaman.

Sudah tidak menjadi hal yang tabu lagi jika kita mendengar anak kecil menyanyikan lagu-lagu orang dewasa khususnya yang bertemakan cinta. Dengan asyiknya mereka mengucapkan setiap bait dari lirik lagu cinta tanpa mengerti apa maksudnya. Bahkan aku pun pernah mendengar seorang anak balita menyanyikan lagu “Hamil Duluan” di dalam masjid ketika para makmum sedang sholat! Astaghfirullah...
Ironis memang menyaksikan kemajuan zaman justru menggerogoti masa kecil yang seharusnya mereka dapatkan. Terkadang aku termenung, mengapa harus terjadi revolusi industri yang menyebabkan majunya berbagai bidang kehidupan seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, dan termasuk mudahnya mengakses informasi dari berbagai media. Karena media merupakan faktor yang paling mempengaruhi terhadap persebaran sosial seperti lagu.
Dari realita yang terjadi pada anak-anak Indonesia, berikut faktor-faktor yang menjadi penyebab kebiasaan mereka menyanyikan lagu orang dewasa...
1.      Tak Tersedianya Media Penyiaran Lagu-lagu Anak
Pernahkah Anda menyaksikan acara musik di televisi yang menampilkan daftar lagu-lagu anak yang sedang populer? wah enggak tuh Mas! Saya seringnya nonton DahSyat, Inbox, sama Derings tuh! Acara-acara tersebut justru menampilkan daftar lagu-lagu dewasa yang sedang populer. Sekarang memang sudah agak sulit menemukan stasiun TV yang menayangkan acara nyanyian untuk anak-anak. Tetapi jika dilihat beberapa tahun ke belakang di stasiun TV nasional terdapat suatu acara musik khusus anak yang konsepnya sama seperti acara musik sekarang sehingga anak-anak dapat bernyanyi bersama, riang, gembira sesuai porsinya, seperti: Arena Bocah Cilik, Cilukba, dan Tralala Trilili.

Oleh karena tidak tersedianya wadah untuk menayangkan lagu-lagu khusus anak menyebabkan anak Indonesia hanya dapat mendengarkan lagu-lagu yang ada walaupun berbeda porsi.

2        Pencipta Lagu Lebih Mengutamakan Sisi Komersial
Uang memang bukan segalanya. Tetapi segalanya butuh uang. Mungkin slogan seperti itu membuat para komponis atau pencipta lagu makin bersemangat dalam membuat lirik lagu tentang cinta-cintaan ataupun yang bertema dewasa lainnya. Mereka lebih mengutamakan sisi komersial daripada efek negatif yang timbul jika lagu-lagunya tersebut dikonsumsi oleh konsumen yang bukan umurnya. Hal ini dapat kita lihat pada para komponis Indonesia. Coba hitung ada berapa banyak komponis yang menciptakan beberapa bait lirik bertema kanak-kanak dibandingkan dengan komponis yang menciptakan lirik bertema kedewasaan? Masih dapat dihitung dengan jari lah ibaratnya.

Oleh karena itu, kini Indonesia sedang membutuhkan para komponis yang care terhadap perkembangan psikologi anak-anak Indonesia dengan menciptakan satu dua baris lirik lagu anak. Yang dapat merubah kebiasaan anak dalam menyanyikan lagu yang bukan porsinya. Bukan yang menciptakan lagu semata-mata hanya untuk meraup fulus sebanyak-banyaknya.

3        Ketidak Acuhan Orangtua Terhadap Perkembangan Lagu-lagu Dewasa
Jika berjiwa sehat pastilah tidak ada orangtua yang mengajarkan anak-anaknya untuk berbuat buruk. Sudah seharusnya mereka membimbing anak-anaknya ke jalan yang benar agar terbentuk kepribadian yang baik dalam diri anak tersebut. Tetapi apa jadinya ketika orangtua justru menganggap anak-anak mereka menyanyikan lagu dewasa adalah sesuatu yang wajar? Bahkan ada orangtua yang mendukung penuh buah hatinya untuk terus manggung dengan menyanyikan lagu-lagu yang bukan porsinya.

Mereka acuh terhadap apa yang dilakukan oleh buah hatinya. Mereka mempunyai prinsip kebebasan—khususnya tentang lagu favorit anak—asalkan tidak melanggar aturan yang berlaku. Ah ngapain juga sih terlalu dipikirin. Toh mereka juga belum ngerti.
4        Alunan Musik Lebih Menonjol
Seperti yang telah kita ketahui anak-anak di bawah umur hanya dapat menerima suatu masukan tanpa menyaringnya terlebih dahulu. Apa saja yang masuk ke dalam pikirannya dan jika hal itu ia anggap seru atau menyenangkan maka ia akan menyukainya.

Seperti yang sedang terjadi sekarang, banyak lagu yang lebih menawarkan alunan melodinya daripada isi dari lagu tersebut. Contoh lagu “Hamil Duluan”.
5        Lingkungan yang Kurang Mendukung
Faktor lingkungan dimana anak tinggal pula berpengaruh terhadap kebiasaan bernyanyinya. Ketika ia tinggal dimana tetangga sekitarnya banyak yang memutar lagu dewasa maka otomatis anak tersebut pun mengikuti kebiasaan tetangganya. Ditambah lagi dengan melihat teman-teman sebanyanya yang sudah terkontaminasi dengan menyanyikan lagu-lagu dewasa.

Dari berbagai faktor tersebut, berikut akan saya paparkan mengenai pengaruh yang kemungkinan muncul ketika anak-anak sudah biasa menyanyikan lagu-lagu dewasa.

1.      Dewasa Sebelum Waktunya
Dalam lagu-lagu cinta dapat kita dengar dengan jelas terdapat banyak sekali kata-kata romantis seperti “aku cinta kamu”, “aku sayang kamu”, dan “sungguh, cintaku cinta luar biasa”. Atau bahkan kata-kata yang berbau porno seperti “Belah duren di malam hari paling enak dengan kekasih, pelan-pelan dibelah…enak bang silakan dibelah” dan “ku hamil duluan sudah 3 bulan karena suka gelap-gelapan”. Nah kata-kata tersebut kan belum bisa dimengerti betul oleh anak-anak. Mereka hanya tau bahwa lagu itu enak didengar lalu mereka menyanyikannya. Hal tersebut dapat menyebabkan si anak menjadi dewasa sebelum waktunya. Contoh: kecil-kecil sudah mengenal dunia pacaran yang terkadang mereka sendiri yang menjadi pemainnya walau tidak serius.
2.      Tidak Mengenal Lagu Seusianya
Karena sering bersenandung lagu-lagu dewasa maka si anak pun tidak ada kesempatan untuk menyanyikan lagu-lagu yang seharusnya mereka nyanyikan. Hal tersebut bahkan menyebabkan si anak tidak mengenal lagu anak-anak. Coba saja Anda suruh pada anak-anak di sekitar lingkungan Anda –khususnya daerah perkotaan—untuk menyanyikan lagu “Soleram”. Masih ingatkah mereka? Atau mungkin Anda sendiri juga lupa?
3.      Bobroknya Moral Pemuda
Mungkin ini pengaruh yang paling parah jika fenomena anak menyanyikan lagu dewasa terus berlanjut. Pemuda merupakan tulang punggung negara yang siap maju di medan peperangan. Pemuda juga merupakan gambaran dari keadaan negara. Jika pemuda hancur moralnya maka dapat dipastikan hancur pula negaranya. Mengutip dari pidato Bung Karno, beliau pernah berkata: “Berikanlah aku sepuluh pemuda maka akan ku goncangkan dunia”. Yang dimaksud pemuda di sini ialah pemuda yang kuat secara fisik maupun ruhani. Yang bagus mentalnya dan berakhlakul karimah. Jika semua pemuda Indonesia seperti itu maka tidak menutup kemungkinan Indonesia menjadi negara maju.

Poin ini berhubungan dengan masalah yang sedang dibahas. Jika anak-anak Indonesia sebagai calon pemuda-pemudi sudah mengenal dunia cinta, kekerasan (bullying), atau seks sedari kecil maka hancurlah Indonesia! Tak ada harapan untuk bisa maju!

Oleh karena itu peran orangtua sangat berperan penting dalam masalah ini. Mereka harus lebih memperhatikan pergaulan anak-anaknya. Khususnya saat mereka menggunakan alat-alat elektronik seperti HP atau TV. Orangtua tidak perlu membatasi penggunaan barang-barang tersebut. Biarkanlah mereka bebas memakainya asal dengan dosis yang tepat. Arahkan anak-anak untuk bisa menggunakannya dengan penuh manfaat. Semisal mengarahkan anak untuk menonton acara khusus anak-anak ketika sedang menonton TV dan bisa juga dengan mengenalkan lagu-lagu anak sejak usia dini. Anda sebagai kakak atau orangtua usahakan untuk tidak memutar lagu-lagu dewasa di depan mereka. Karena justru mereka akan tertarik dengan apa yang dilakukan oleh keluarganya. Jika sudah terlanjur sering mendengar dan mereka bertanya mengenai makna lagu tersebut, jelaskanlah dengan rinci agar pemahaman mereka terhadap lagu tersebut benar dan tidak menimbulkan tanda tanya besar dalam hati mengapa Anda seakan menyembunyikan sesuatu dari apa yang mereka pertanyakan.

21 komentar:

  1. yupz,,btul banget kasihan banget ank skarang,,tdak mngenal lagu" seusianya,,jdi banyak ank" yg dewasa sblm wktunya,,
    terima kasih infonya

    BalasHapus
  2. betul banget,,banyak anak" yg tdak tahu lagu" anak,,,tidak sperti zaman dulu wktu saya kcil,,banyak lagu" anak,,,,kasihan sekali anak-anak jaman sekrang,,,hhee
    terima kasih infonya semoga bermanfaat

    BalasHapus
  3. kini anak-anak sudah banyak yang lebih suka nyanyian dewasa.....

    BalasHapus
  4. Terimakasih telah membaca tulisan ini, Kawan! :)

    BalasHapus
  5. semoga ke depan nya anak anak bisa mendapatkan lagu2 anak2 seusianya, sebenarnya di penjual vcd di jalan2 banyak cuma blm pernah tampil di tv saja

    BalasHapus
  6. yett...
    betul sekali...
    waktu saya kecil, sy mash sering lagu2 anak2 di radio nd tv, skarang mah bner2 kgak da...
    parah..
    ZAMAAAN ZAMAN...

    BalasHapus
  7. udah join di blog ente...
    follow balikya bos...
    thanks

    BalasHapus
  8. @ Cak lee: Yap, masyarakat kan seringnya menonton tv bukan di vcd/dvd. jadi penyebaran lagu-lagu anak masih mendominasi melalui siaran televisi. :10

    @ mansur's blog: yang bener Sur? bukannya udah gak ada tetapi sudah jarang... hehe

    BalasHapus
  9. Anak2 jaman sekarang emang up2date banget yaa.. Hobinya barang2 org dewasa, dari gadget sampe lagu ~___~
    Pengaruh lingkungan ngefek berat deh pastinya :36

    BalasHapus
  10. hii…. blognya kren..infornya bnr2 bermanfaat.
    Saya juga punya sebuah blog yg byk membahas tentang anak2, terutama dunia lagu anak…
    anda juga bisa donlot lagu anak gratis di sana..
    klik http://lagu2anak.blogspot.com
    kunjung balik ya…
    tuker link juga boleh kalo tidak keberatan…

    Salam cinta lagu2anak…

    BalasHapus
  11. Sangat detail sekali ulasannya. Anak tidak lagi mengenal lagu seusianya, salah satunya karena produksi lagu anak yang sudah sangat langka dan orang tua yang tidak berperan aktif dalam mengajarkan anak-anaknya.

    BalasHapus
  12. @ Agni: Hihi iya Mba.. faktor kedua setelah media elektronik.

    @ Kak Zepe Lagu2anak.blogspot.com: promo nih ceritanya? hehehehe oke Mas. saya mau lihat dulu lau2 anak di blognya.. trims

    BalasHapus
  13. @ dinneno: yaa so what should we do?? hmmm

    BalasHapus
  14. zaman sekarang udah jarang lagu lagu anak anak lagi yang ada anak anak jadi dewasa sebelum waktunya

    BalasHapus

Eitss..., baca dulu dong baru komen! :D