Sabtu, 13 Maret 2010

Sejarah Teori Kecerdasan Majemuk

eh cuy, tempo hari gw dapet buku dari Lembaga BimBel Primagama yang isinya semacam hasil tes DMI (Dermatoglyphics Multiple Intelligence) atau tes bakat gitu. bayangkan !cuma dengan nempelin jempol (tangan pastinya) ke alat pemindai sidik jari, kita udah bisa mengetahui bakat/talenta yang kita miliki. daripada kelamaan basa-basi, mendingan langsung baca aja artikelnya. Cekidot !!
Dermatoglyphics telah diteliti selama bertahun-tahun dan memiliki data serta hasil penelitian selama 200 tahun. salah satu penelitian awal mengenai dermatoglypics ini adalah penelitian terhadap anak-anak Down Syndrome yang dilakukan oleh para dokter. penelitian ini menemukan bahwa anak-anak yang mengalami kesukaran belajar memiliki bentuk atau pola sidik jari yang berbeda dengan anak-anak normal. penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh para pendidik adalah melihat hubungan antara distribusi sidik jari dengan distribusi potensi kecerdasan bawaan.



Pada awal tahun 1980-an, profesor bidang pendidikan, Howard Gardner dari Harvard University dan profesor bidang psikobiologi, Prof. Roger W. Sperry, mengemukakan tentang Teori Kecerdasan Majemuk dan Teori Otak kanan-kiri. Teori-teori tesebut mendapatkan sambutan yang hangat dari seluruh dunia (terutama di bidang pendidikan dan psikologis).
teori ini telah diterapkan dan memperoleh hasil yang cukup berarti di institusi-institusi pendidikan di seluruh Amerika dan Eropa, dan baru-baru ini di daerah Asia. Prof. Howard Gardner menyatakan bahwa cara tradisional memandang kecerdasan berdasarkan test IQ, sangatlah terbatas. sebaliknya, dia memberikan pandangan tentang delapan kecerdasan yang berbeda untuk menjelaskan potensi manusia yang lebih luas pada anak-anak dan orang dewasa. kecerdasan-kecerdasan ini adalah :
a. bahasa
b. musikal
c. logika-matematika
d. visual-ruang
e. intrapersonal
f. kinetis jasmani
g. interpersonal
h. naturalis
*8 segi kecerdasan yang berbeda itu tidak bergantung antara satu dengan yang lain dan mereka jarang bekerja sendiri.
* setiap pribadi yang normal memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda, tetapi bagaimana cara kecerdasan ini bergabung, memiliki variasi seperti wajah dan kepribadian setiap individu.
* implikasi dari teori ini adlah bahwa belajar/mengajar seharusnya terfokus kepada kecerdasan tertentu yang dimiliki seseorang dan menggunakan metode serta gaya pengajaran yang benar.
* implikasi lanjutan dari teori ini adalah sikap penaksiran kemampuan seharusnya mengukur semua bentuk kecerdasan, bukan hanya dan logika matematika.
Mengulangi pernyataan di atas, laporan ini mengungkapkan potensi intrinsik & kecerdasan, dan mungkin berubah dibandingkan dengan kecerdasan sekarang (Acquired Intelligence) dikarenakan oleh pendidikan, lingkungan, dan pengalaman yang dimiliki.
mmmhh, udah dulu ya guys. artikelnya dilanjutin nanti pada judul yang lain. kenapa? ya gak kenapa-napa. cuma pegel aja gw ngetiknya :). semoga artikel yang gw tulis ini berguna untuk anda-anda semua yang udah ngeliat blog gw n ngebaca artikelnya. bagi yang belum? ya.......gak tau deh. hehehe :)
bye-bye semua.

5 komentar:

  1. halo boz!

    ketemu lagi ma ane... heehhehehehe.. :-)

    BalasHapus
  2. jiaaahh... itu mah pengertiannya doang. belum nyampe tuntas niihh. kurang puas saya..

    BalasHapus
  3. menurutku ini artiekl yang sangat bermanfaat hehe
    sampe saya bingung harus komeng apa nuy makasih


    berkunjung dan ditunggu kunjungan baliknya
    salam blogger
    makasih
    :D

    BalasHapus
  4. numpang baca yaw
    jarang jarang dan tidak bisa saya menulis artikel yang berbbot begini heh
    tengkyu

    blogwalking

    BalasHapus
  5. 4 Ragil : lah, iya nih....
    makasih ya udah mau ngunjungin blog ane...

    4 Mr. Hensem : iya. nih baru mau nulis lagi. makasih udah komen.

    4 darahbiroe : terima kasih. iya insya allah saya akan berkunjung ke blog situ. thanks udah mao komen.

    4 antok : oh silahkan-silahkan. thanks udah mau komen.

    BalasHapus

Eitss..., baca dulu dong baru komen! :D