Diterima di Bina Siswa

Jumat minggu lalu siang itu, ane kedinginan. Walaupun di siang hari masih ane rasakan angin malam menusuk kulit hingga menembus tulang. Sweater tebal tetap tak mampu menahan gigilan ane.  Maklum saja, orang pantai yang biasa hidup di daerah panas kini harus beradaptasi dengan suasana pegunungan. Ane sedang berada di Bandung. Sedang berjuang demi mendapatkan sebuah bangku sekolah menengah atas secara gratis.

Ya, gratis! Kesempatan emas yang tak boleh terlewatkan bagi anak berekonomi sederhana-ke bawah seperti ane. Di SMA ini nanti siswa-siswi akan ditempa habis-habisan selama tiga tahun. Kenapa ane bilang bakal ditempa habis-habisan? Karena setelah KBM sekolah umum berakhir, para siswa akan kembali ke asramanya untuk istirahat, sholat, dan makan. Selanjutnya belajar hingga menjelang maghrib. Setelah Isya, kami belajar kembali sampai jam sepuluh lalu tidur. Bangun-bangun jam 4.30-an. Begitulah nanti keseharian ane selama tiga tahun. Tak ada secuil waktu pun dihambur-hamburkan untuk bermain. Kalaupun ada, paling hanya beberapa menit. Kami hanya diperbolehkan pulang ketika liburan kenaikan kelas dan hari raya Islam, yaitu hanya sebanyak empat kali selama setahun. 

Mungkin sampean berfikir bahwa cara belajar seperti ini tidak manusiawi dan sangat keras. Sampai-sampai membayangkan kalau alumni sekolahan itu pada stress dan kepalanya hampir pecah karena selalu dijejeli materi pelajaran. Namun, siswa yang mengikuti penerimaan siswa baru sekolah ini tidak seperti itu! Mereka siap belajar jungkir-balik siang-malam jikalau diterima di sekolah tersebut. Siap jauh dari orangtua dan kawan-kawan. Siap tidur hanya beberapa jam sehari. Satu alasan yang membuat mereka rela melakukan hal gila seperti itu, yakni biaya gratis. Selama tiga tahun, semua biaya hidup ditanggung oleh sekolah. Mulai dari makan tiga kali sehari, SPP, perlengkapan sekolah, tempat tinggal, sampai ongkos pulang ke daerah masing-masing. Belum lagi, jika berprestasi dan ingin melanjutkan ke perguruan tinggi, puluhan beasiswa dalam atau pun luar negeri siap menanti. Tetapi bagi siswa yang tidak terlalu berprestasi, SMA ini mempunyai banyak relasi perguruan tinggi Indonesia yang dapat membantu para siswanya untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi pilihan sendiri. Tentunya dengan persaingan sehat. Bagaimana menurut sampean? Tertarik? Kalau ane sih, sangat! Makannya ane ikut tes ini.

Nama  SMA yang nantinya akan digunakan sebagai tempat belajar umum adalah RSBI SMAN 1 Cisarua. Begitu KBM di Smancis (SMAN 1 Cisarua, red) selesai, nama sekolah para siswa asrama akan berganti menjadi Bina Siswa SMA Plus Cisarua. Jadi selama satu hari para siswa akan belajar di dua sekolah yang berbeda namun satu lokasi. Karena lokasi asrama Binsis (Bina Siswa SMA Plus, red) terletak di belakang Smancis. Hihihi keren, kan?

Kembali ke audisi! Setelah menjalani tes akademik, wawancara, dan kesehatan, pada hari ke-4, pengumuman kelulusan pun dikumandangkan. Dikumandangkannya melewati surat yang diterima masing-masing peserta tes. Dari lima ratus lebih pendaftar se-Jabar, hanya seratus lima puluh orang yang diperbolehkan mengikuti tes akademik, wawancara, dan kesehatan. Dari seratus lima puluh orang itu, disaring kembali hingga menjadi tujuh puluh orang. Wuah, usaha yang membutuhkan keringat lebih!

Pertanyaannya: Apakah ane diterima sebagai siswa kelas X Bina Siswa SMA Plus? Setelah membuka surat yang diterima, ada kalimat; dengan mengucapkan syukur dan selamat, kami memberikan kesempatan kepada Arkan Azis Kusuma untuk menjadi siswa Bina Siswa SMA Plus tahun ajaran 2011/2012. Alhamdulillah, ane diterima bro! Sontak ibu ane yang waktu itu ngejemput langsung terharu. Tetes air mata yang bagaikan mutiara itu sedikit demi sedikit keluar dan membasahi pipi ibu. Ane juga pengennya terharu kayak ibu, tapi karena gak terbiasa nangis ya jadi gak ada setetes air mata pun yang keluar. Ekspresi muka ane biasa-biasa aja, datar lah istilahnya. Gak kayak anak-anak lainnya yang diterima. Ada yang nangis, tersenyum, dan teriak-teriak. Ah, yang penting diterima! Oya, ada momen yang paling berkesan ketika mengikuti tes seleksi SMA Binsis, yaitu ketika tes kesehatan. Semua calon siswa laki-laki disuruh hanya memakai celana dalam. Ya, celana dalam saja kawan! Ane nahan ketawa mati-matian pas ngeliat ekspresi muka anak-anak dipaksa ngelepas semua pakaiannya kecuali baju segitiga si tatat, XD.

Sekarang ane lagi bingung+sedih gan. Bingung karena gak tau kapan lagi bakal bisa update postingan blog sekaligus blogwalking. Yang pasti bakalan jarang. Karena  waktu yang bisa digunakan untuk ngeblog cuma empat kali setahun. Tetapi akan ane usahain ngeblog kalo ane pulang kok! Insya Allah ane janji! *nangis+narik ingus+setel lagu sedih* Untuk kesebelasan blogmates, silakan link blog ane dicabut atau diapakan terserah. Tapi link-link kalian akan selalu tertancap di setiap halaman blog ini, mungkin nama widgetnya saja yang dirubah. Saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada kalian. Karena tanpa kalian, blog ini tidak mungkin diberi nilai pagerank 3 oleh Mbah Google. Matur nuwun~~Lalu sedihnya kenapa? Karena ane bakal jarang ketemu orangtua, temen di dunia asli maupun maya, guru-guru, dan orang-orang penting bagi ane lainnya. Walaupun kita jauh, pokokna mah kalian akan selalu berada di hatiku. Jauh di mata, dekat di hati. (Usus dongs??)

Saya ucapkan terimakasih sebesar-sebesarnya atas dukungan kalian. Mohon dimaafkan kesalahan saya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Karena sesungguhnya orang yang mulia di hadapan Allah adalah yang mau saling memafkan sesamanya.